TERKINI

Akademisi Uncen Curiga Aktivis HAM di Papua Dendam Terhadap Aparat Keamanan

Apr 16 2022421 Dilihat

JAKARTA I Jurnalpagi.id –  Akademisi Universitas Cenderawasih Jayapura Marinus Yaung menilai para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua sangat diskriminatif.

Menurutnya para pegiat HAM di Papua hanya berbicara ketika warga lokal yang menjadi korban kekerasan atau pembunuhan.

“Ketika warga non-lokal atau pendatang menjadi korban, mereka diam seribu bahasa dan tidak berbicara seakan mereka buta,” ucapnya Marinus Yaung dihubungi  oleh wartawan JurnalPagi.id di Jayapura, Sabtu (16/4/2022)

Contoh kecil diutarakan Marinus, yakni ketika tenaga kesehatan, guru, dan tukang ojek bahkan fasilitas penunjang masyakakat menjadi korban kebrutalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), tidak terdengar suara para aktivis HAM di Papua.

“Ketika ada hak hidup seseorang dirampas, seharusnya pegiat HAM beridiri di depan, berbicara dan mengutuk aksi itu, tetapi nyatanya apa? Diam dan tidak berkomentar,” tegasnya.

Padahal setiap warga negara yang hidup di Papua memiliki hak sama, bukan hanya warga lokal saja.

“Jangan banding-bandingkan dia orang Papua atau tidak, intinya setiap warga negara yang hidup di Papua memiliki hak yang sama,” tegasnya.

Marinus menduga para aktivis HAM yang diskriminatif ini memiliki dendam tersendiri terhadap aparat keamanan dan negara sehingga setiap tindakan mereka sangat subjektif.

Akademi dari Uncen Marinus Yaung menilai para aktivis HAM di Papua tidak objektif dan diskriminatif karena punya dendam terhadap aparat keamanan.

“Ingat bahwa apa pun profesi kita termasuk pembela HAM, kalau sudah ada dendam, maka kita tidak bisa objektif dalam melihat persoalan dan ini menjadi persoalan di Papua,” bebernya.

Beberapa bulan lalu, tenaga kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang di Papua menjadi korban pembunuhan dan kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.

Baca juga :  Massa  emak-emak  dan mahasiswa Dihalangi ke Istana Presiden, Mahasiswa: Jokowi Harus Mundur Sekarang Juga!

Para aktivis HAM di Papua tidak berkomentar, padahal para nakses tersebut bekerja demi memberikan pelayanan kesehatan kepada para warga lokal

(jpm)

Share to

Related News

Sisa Penggunaan Anggaran Pilkada. PUSAKA...

by Mar 27 2025

Pasuruan | Jurnalpagi.id – Selain disoal oleh Komisi I DPRD kabupaten Pasuruan, sisa penggunaa...

Jelang Lebaran HR Club Pasuruan Berbagi ...

by Mar 25 2025

Pasuruan | jurnalpagi.id – Organisasi yang anggotanya berisikan HRD perusahaan atau HRD Club d...

Owner Cesa Little Garden Gelar Tasyakura...

by Mar 24 2025

Pasuruan | jurnalpagi.id – Pengusaha muda asal Pasuruan Decky Triyoga yang sukses mengembangka...

BPJS Kesehatan Pasuruan Pastikan Akses L...

by Mar 21 2025

Pasuruan | Jurnalpagi.id – BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa...

4000 Jiwa Lebih, Warga Kota/Kab Pasuruan...

by Mar 20 2025

Pasuruan | jurnalpagi.id – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat angka ...

Agenda Rutin Tahunan, INACO Berbagi Kepa...

by Mar 20 2025

Pasuruan | jurnalpagi.id – Bersama masyarakat sekitar perusahaan dan stakeholder terkait, PT N...

No comments yet.

Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
back to top