Cianjur | jurnalpagi.id – Mahal dan langka stok minyak goreng dalam beberapa bulan ini membuat pabrik-pabrik yang menggunakan bahan minya goreng terancam gulung tikar. Salah satunya dialami PD Putra Jaya yang berlokasi di Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi Cianjur.
“Akibat langka dan mahalnya minyak goreng kali ini membuat pabrik krupuk dimana kami bekerja mulai merasakan dampaknya. Sebagian dari pekerja terpaksa dirumahkan,” ungkap Dede, Manajer Operasional PD Putra Jaya kepada jurnalpagi.id, Minggu (27/3) siang.
Menurut Dede, di saat harga minyak goreng curah seharga Rp. 9 ribu perkuliahan gram, produksi kerupuk tiap hari nya sebanyak 25ribu buah atau 2 kwintal adonan dengan menggunakan minyak goreng curah sebanyak 1 kwintal. Namun setelah langka dan mahalnya minyak goreng curah hingga perkuliahan Rp. 16 ribu sampai 20ribu mengakibatkan seluruh perusahaan pabrik kerupuk mengalami kolaps.
“Pabrik kerupuk kami sudah berhenti operasional sejak 7 hari yang lalu. Kita masih menunggu harga minyak goreng normal kembali untuk mengoperasikannya seperti semula,” keluhnya.
Pihaknya mengharapkan pada pemerintah pusat untuk menstabilkan harga minyak goreng sesuai dengan harapan pengusaha kerupuk di Indonesia khususnya di Cianjur.
Ditempat yang sama, Emang (40) salah satu karyawan PD Putra Jaya mengaku kecewa denga gagalnya pemerintah menekan harga minyak goreng, karena berdampak pada nasib para karyawan yang menggantungkan nasib kepada perusahaan kerupuk ini. “Bagaimana tidak, saya dan 30 orang karyawan lebih harus rela kehilangan pekerjaan, karena pabrik kerupuk berhenti berproduksi,” tegasnya.
Tidak hanya itu saja, dirumahkannya para pekerja ini karena berbarengan juga dengan bulan ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi.
“Kita berharap ada solusi dari pemerintah terhadap nasib kami yang menggantungkan pekerjaan di pabrik kerupuk Putra Jaya. Apalagi beberapa hari kedepan sudah masuk bulan ramadhan lalu lebaran. Ini ibaratnya kita sudah jatuh tertimpa tangga pula,” singkatnya. (ujang)
No comments yet.