Jakarta, Jurnalpagi.id – Sikapi kasus Ustadz Abdul Somad akrab disapa UAS, kini Kami muslim Papua dan Papua barat. mengecam keras sikap Singapura yang diduga ekstremis.
“Sebagaimana diketahui bahwa, UAS beberapa hari lalu menuai sorotan publik soal kasus pengusirannya di Singapura saat hendak liburan bersama keluarganya.
“Lantas dari hal tersebut, Pendiri Ikatan Mahasiswa Muslim Papua Jhoni menilai tuduhan ekstremis dan segregasi terhadap UAS itu sangat keji dan tidak dapat dimaafkan.
“Jika yang menjadi alasan ceramah tentang istillah kafir, tindakan Singapura melampui batas dan intervensi terhadap dakwah dan juga dapat dinilai melakukan stigmatisasi terhadap islam terutama istilah kafiir.” kata Jhoni. Laporan tertulis kepada Wartawan jurnalpagi.id Minggu, (22/5/2022)
Papua Muslim pun mendorong Pemerintah Singapura Segera meminta maaf secara terbuka atas sikapnya terhadap UAS.
“Muslim Papua dan Papua barat mengecam keras dan mendorong Pemerintah Singapura untuk meminta maaf secara terbuka dan mendesak pemerintah (Indonesia) untuk memperjuangkan hak-hak warga negaranya,” ujar Jhoni.
Sebelumnya, UAS menceritakan kronologi dirinya ditolak masuk Singapura kepada Ustaz Hilmi Firdausi.
Ustadz Hilmi di akun twitter miliknya, mengunggah percakapan dengan UAS melalui aplikasi pesan singkat. Dalam percakapannya, UAS mengaku sudah melengkapi segala persyaratan sebelum berangkat ke Singapura.
Saat tiba di Singapura, UAS sempat ditahan dan dimasukkan ke sebuah ruangan berukur 1×2 meter, beratap jeruji selama satu jam.
Sementara itu, istri UAS dan rombongan lainnya di ruangan lain. Pada pukul 17.30, UAS dan rombongan dipulangkan ke Batam menggunakan feri terakhir.
Padahal jika sesuai jadwal, UAS bersama rombongan seharusnya kembali ke Batam pada Selasa 17 Mei.
No comments yet.