Surabaya, JurnalPagi.id – Beberapa Warga Asempayung, Surabaya melakukan demo di Kantor Kelurahan Gebang Putih kemarin (1/3). Warga RW 3 tersebut demo sambil membawa spanduk putih. Isinya, menuntut agar bangunan liar (bangli) untuk segera ditertibkan.
Syueb, warga yang ikut dalam aksi itu menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan ini bertujuan untuk meminta Pemkot Surabaya untuk dengan segera menertibkan Bangunan Liar yang berdiri di atas saluran. ’’Di sisi barat jalan itu sekitar kurang lebih 300 meter terdada bangunan liar,’’ katanya saat ditemui kemarin.
Dia menambahkan, ada sekitar 64 bangli yang berdiri di sepanjang RT 1, RT 2, dan RT 3 di RW 3, Asempayung. Dengan adanya sejumlah bangli bukan hanya mengganggu etetika, tetapi dapat memicu banjir saat curah hujan tinggi. “Yang menjadi masalah, Bangli tersebut dijadikan sebagai Tempat Tinggal. dan saya sangat yakin juga digunakan sebagai pembuangan kotoran (BAB),” ungkapnya.
Dia mengaku sudah berkali-kali berkirim surat kepada Kecamatan Sukolilo. Karena, sejak tahun 2020 bangli ini sudah mulai menjamur dan belum ada tindakan dari pemkot.
Berdasarkan informasi, beberapa bangunan semi permanen itu berada di kawasan salah satu perusahaan. Walau demikian, Syueb sangat menyayangkan atas berdirinya bangunan diatas saluran air. “Ya. Infonya sih hari ini sudah masuk ke Pemkot. Oleh karena itu,, kami datang ke Kelurahan guna memastikan kelanjutannya,”tegasnya.
Lurah Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo, Indriyani Setiawati membenarkan bahwa pemerintah kota sedang menyelesaikan permasalahan bangli tersebut. “Iya, sudah masuk ke pemkot. Hari ini tadi (kemarin, Red) ada audiensi yang menghadirkan pihak perorangan,’’ ujarnya.
Indriyani menambahkan, Pemkot Surabaya melalui dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman serta pertanahan tengah memetakan lokasi. Dikarenakan, ada beberapa kawasan yang masuk di wilayah kecamatan lain.
“Mohon waktu. Aspirasi warga sudah kami sampaikan. Kami menargetkan selesai sebelum bulan puasa,’’ jelasnya.
Ditanya soal penertiban, pihaknya memilih menunggu hasil pengkajian kawasan yang dilakukan Pemkot Surabaya. ’’Ini masih proses. Solusi terbaik untuk kita semua,’’ tandasnya. (*)
No comments yet.