Cianjur, JurnalPagi.id – Lingukungan tempat tinggal yang sehat, bebas polusi, kualitas udara senantiasa terjaga merupakan keinginan setiap orang.
Namun, sepertinya harapan itu tidak aka terwujud bagi masyarakat Desa Sirna Galih kecamatan Cilaku kabupaten Cianjur. Pasalnya tempat pembuangan sampah akhir (TPA) berada di dekat pemukiman penduduk.
Salah satu tokoh masyarakat (tomas) setempat yang tidak ingin disebut identitasnya mengatakan mimpi jika masyarakat Cianjur sehat kalau Tempat pembuangan sampah akhir TPA berada di dekat permukiman masyarakat.
“bagiamana masyarakat dapat hidup sehat, jika TPA nya saja lokasinya sangat dekat dengan pemukiman penduduk. Mungkin hanya dalam mimpi,”katanya.
Demikian juga menurut ridwan warga bumi mas, sebenarnya pemerintah Kabupaten Cianjur memiliki lahan kosong. “Jadi jika serius bisa membangun TPA baru yang jauh dari permukiman warga.,”ujar Ridwan.
Agung selalu ketua Rt 02 kampung kandang sapi desa sirnagalih kecamatan cilaku Cianjur mengungkapkan warga btn cibodas dan kampung ciranji kena dampak dari TPA pasir Sembung ini. “Mereka mengalami penyakit gatal gatal selain itu banyak lalat serta bau busuk yang sangat menyengat, sebaiknya pemerintah Kabupaten Cianjur segera memindahkan TPA pasir Sembung ini. Supaya jauh dari permukiman warga “ungkapnya
Menurut Ani warga sirnagalih, permasalahan ini pernah mau saya bicarakan dengan Kasi TPA. Namun yang bersangkutan tidak ada di kantor nya. Karena kalau di biarkan terus mengenai sampah ini akan semakin parah.
“Bayangkan saja sampah yang masuk ke TPA ini setiap harinya yang datang kurang lebih dua ribu kubik perhari dan setia sampah yang datang harus bayar Rp. 20 ribu perkubik,”tutur ani.
Hal serupa juga dikeluhkan Sony salah seorang mahasiswa. Dia mengatakan tempat pembuangan sampah di beberapa wilayah di Kabupaten Cianjur ini menjadi sorotan publik, terutama bagi warga yang berdomisili tempat tersebut. Masyarakat sekitar menjadi korban dari kegiatan pengelolaan sampah yang di anggap tidak efektif.
“Sehingga masyarakat merasa terganggu dan merasa di rugi kan. Sudah berpuluh puluh tahun lamanya masyarakat sekitar hidup di tengah tengah aroma bau busuk sampah yang menyengat,”pungkasnya. (ujk)
No comments yet.