Pasuruan Jurnalpagi.id – Sejumlah pedagang daging ayam di dalam Pasar Bangil menjerit setelah ada gempuran pedagang daging ayam di luar Pasar yang menjual dengan harga sangat murah.
Gempuran harga murah ini membuat omzet penjualan daging ayam milik pedagang di dalam pasar menurun tajam.
Para pedagang mengaku mengalami kerugian setiap harinya akibat daging ayam yang mereka beli dari suplier tidak laku dijual di pasar. Pada akhirnya didengar oleh instansi terkait sehingga dilakukan mediasi antara pedagang di dalam dan luar pasar di Kantor Kecamatan Bangil, Senin (28/7) siang.
Berawal dari harga penjualan daging ayam di dalam pasar digempur dengan harga murah. Ada selisih per kilogram sampai Rp 6.000. Para pedang menjual daging ayam biasanya per kilogram Rp 29.000 – Rp 30.000. Tapi, dua minggu terakhir digempur dengan harga Rp 23.500.
Salah satu suplier yang juga pedagang ayam, Kholilah, mengaku omset penjualannya menurun. Yang awalnya, sehari bisa dua ton sekarang 1 ton lebih. Dirinya mengaku keberatan dengan iklim persaingan usaha yang tidak sehat ini. Menurutnya, harga yang dipatok pedagang baru itu membuat kalang kabut.
“Kalau mau usaha, silahkan saja. Jangan membuat situasi usaha tidak baik. Jangan menghancurkan harga yang sudah pada umumnya,” jelas Kholilah.
Ia mengaku tidak tega melihat pedagang kecil yang mungkin hanya membawa 10 Kilogram setiap harinya dan dijual ke partai kecil – kecilan di pasar.
“Kalau digempur harga terlalu murah dari pabrik begini, mungkin pemain besar masih untung, tapi kalau pemain kelas kecil jelas goyang,” ungkapnya.
Menurutnya, alangkah lebih baik, pedagang baru ini bisa memikirkan nasib pedagang kecil lainnya. Jangan gempur dengan permainan harga seperti ini. Selisih Rp.1000 per kilogramnya, lanjut Kholilah, masih masuk akal. Malah ini selisihnya sudah lebih dari Rp 5.000. Oleh karena itu para pedagang meminta harga antara pedagang dalam dan luar pasar harus disesuaikan.
“Maksud saya itu kalau dia pemain besar, silahkan bermain di pasar besar, jangan memborbardir pedagang kecil seperti ini,”tambah Kholilah.
Budi Mulyono, Sekretaris Camat Bangil, mengaku akan tetap mengawasi dan memfasilitasi pedagang. Mediasi ini untuk mencari jalan tengah dan solusi.
“Tadi pak Roby, pedagang baru siap menjual harga Rp 27.000 per kilogram mulai 1 Agustus, nanti kita lihat bagaimana teknis pelaksanaannya,” jelasnya.
Terpisah Kabid Pengembangan Perdagangan Disperindag Kabupaten Pasuruan Deddy Irawan mengatakan, kalau pemerintah tidak bisa mempengaruhi harga, itu sudah masuk dalam ranah pedagang. Sebab, pedagang ini kan punya suplier barang dengan harga yang beragam.
“Kesimpulannya, harga tidak bisa diseragamkan karena masing – masing punya harga berbeda. Yang jelas, kami ingin pedagang rukun dan tidak gaduh,” jelasnya.
Dalam pertemuan tadi, pedagang yang sempat menjual harga Rp 23.500 siap menaikkan menjadi Rp 27.000 mulai bulan depan. Jadi, pihaknya hanya menunggu.
“Nanti kami akan melihat, mengawasi dan mengevaluasi kedepannya. Harapannya, mediasi ini bisa menemukan solusi dan jalan yang terbaik untuk semuanya,”imbuhnya.
Terpisah, Roby mengaku prinsipnya adalah bagaimana membantu masyarakat untuk mendapatkan harga daging ayam murah dan kualitas bagus.
“Ini juga mendukung program presiden bagaimana kebutuhan masyarakat kalau bisa dijual dengan harga yang sangat murah, agar tidak terbebani,” jelasnya.(Wan/Adi)
No comments yet.