TERKINI

Leiden Is Lijden: Memimpin Adalah Menderita

Apr 03 2022448 Dilihat

Perbuatan korupsi seakan tiada henti dan habisnya, walaupun banyak tertangkap oleh penegak hukum baik oleh Polri, Kejaksaan maupun oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta sudah diputus bersalah oleh pengadilan.

Namun sayangnya perbuatan koruptif terus terjadi dan seperti tidak ada habisnya. Malah perbuatan korupsiterus menemukan cara-cara dan metode terbaru untuk melakukan perbuatan yang merugikan negara tersebut. Semakin dilakukan penegakan hukum, semakin terbongkar motif dan operasi korupsi, malah secara terstruktur dan masif serta semakin berani dan tidak mengenal takut.

Pertanyaannya adalah kenapa perbuatan korupsi terus terjadi dan tidak ada hentinya, sementara penegakan hukum secara represif sudah dilakukan dengan tegas dan keras? Apakah hukuman penjara tidak lagi menakutkan lagi bagi para koruptor sehingga sepertinya bagi koruptor seakan seperti rumah sendiri dan surga dunia saja? Ataukah penyitaan aset-aset dan kekayaannya belum mampu membuat mereka miskin? Atau juga tindakan memakai seragam orange dan tangan diborgol belum membuat mereka takut? Malah ada yang saat ditangkap dan digeledah aparat KPKmasih senyum dan berfoto seakan tidak bersalah serta memperlihatkan ekpresi tanpa bersalah dan tanpa dosa, padahal sudah tertangkap tangan atau sudah diputuskan pengadilan terbukti korupsi? Dan banyak pertanyaan lain yang ada tentang kenapa korupsi di negeri yang katanya Pancasila ini, perilaku koruptif seakan sudah diklaim sepihak sebagai budaya?

Menurut saya hilangnya rasa malu akibat perbuatan hina tersebut. Peneliti dari University of California Sturm dan timnya menemukan bahwa orang yang tidak tahu malu, termasuk orang yang menderita demensia, wilayah otak tersebut jauh lebih kecil dibanding normal,; “daerah itu sebenarnya sangat penting bagi reaksi ini,” kata Sturm, “Ketika anda kehilangan bagian itu, anda tak punya lagi respon malu (sumber: zamane.id). Riset tersebut menjelaskan bahwa orang yang tidak punya malu mempunyai kelainan otak karena otaknya tidak normal alias mengecil.

Betulkah para koruptor tersebut sudah kehilangan rasa malunya alias tidak punya malu? Ataukah kalau lebih jauh dijelaskan bahwa sebenarnya mereka tidak punya malu karena tidak punya otak? Kenapa pertanyaan tersebut muncul karena melihat perbuatan koruptor terhadap negeri ini seakan tidak punya malu sama sekali karena korupsi yang mereka lakukan tidak hanya merugikan keuangan negara tapi sistemik, juga mengakibatkan kerugian secara langsung pada rakyat.

Uang bantuan bencana dikorupsi, uang ibadah haji dikorupsi, uang insfrastruktur dibabat, uang rakyat miskin disunat, uang pendidikan, uang kesehatan bahkan uang pengadaan Al Qur`an dan rumah ibadah juga disikat serta banyak lagi jenis dan bentuk korupsi lainnya dilakukan tanpa mengenal malu, apalagi konsep dosa yang penting sikat dulu urusan belakangan.

Kalau para koruptor punya malu harusnya mereka yang diberi amanah untuk mengelola keuangan negara dan diberi mandat mengurus rakyat tidak akan menipu pemberi mandat. Jika malu ada dalam diri koruptor yang sudah ditangkap dan dipenjara tersebut mereka tidak akan sanggup tersenyum ketika kamera wartawan mengarah padanya.

Jika malu masih ada dalam diri para koruptor maka mereka akan ingat anak istri serta keluarga yang akan ikut sengsara akibat perbuatan mereka, nama baik dan marwah keluarga akan jatuh ditengah masyarakat. Jika malu masih mereka miliki mereka akan menangis melihat anak-anak putus sekolah karena tidak punya uang membayar SPP atau tak punya uang beli seragam dan buku. Jika rasa malu ada dalam diri mereka, mereka akan menjerit melihat anak-anak terlantar, orang-orang miskin di negeri ini mengais sesuap nasi agar bisa makan dan menutup tubuh dengan sehelai pakaian compang-camping dan banyak lagi kata jika dan jika serta jika yang bisa ditulis jika mereka punya malu.

Share to

Related News

GSNI Surabaya Gelar Acara Pelatihan Kepe...

by Feb 04 2024

Jurnalpagi.id | Surabaya Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) DPC Surabaya Pada Sabtu, (27/10/202...

Seribu Jurus Serang Anies Baswedan Setel...

by Feb 14 2023

Jakarta, jurnalpagi.id – Anies Baswedan menngantongi tiket pemilihan presiden (Pilpres) 2024, ...

Hentikan Kristenisasi Dalam Birokrasi DO...

by Feb 12 2023

Papua – Didalam sistem birokrasi Daerah Propinsi Baru (DOB) Propinsi Papua Pegunungan tidak bo...

Besarnya Parpol karena Orang orang Lapan...

by Jul 20 2022

Penulis : Anugrah PrasetyoSatu Jari Indonesia Kesuksesan “blusukan” kader Partai politik ke temp...

DARI RAKYAT (BUKAN) UNTUK RAKYAT

by Jul 13 2022

Penulis : Anugrah PrasetyoAktifis Sosial Kota Surabaya Perpolitikan di daerah ketika kita menjumpai ...

Pemimpin Tidak Harus Menjadi Pimpinan

by Jul 12 2022

Penulis : Anugrah PrasetyoAktifis Sosial Kota Surabaya Jiwa pemimpin merupakan salah satu aspek pent...

No comments yet.

Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
back to top