TERKINI

Rasionalisasi Menerima DOB

Jun 04 2022367 Dilihat

Jakarta, jurnalpagi.id – Rasionalisasi Menerima menerima DOB bukan tanpa konsekuensi tapi setidaknya DOB dapat memutus rantai kemiskinan akut Papua disamping proses percepatan pembangunan masing-masing wilayah Adat oleh dari dan untuk mereka sendiri ke 7 masyarakat Adat.

Yang terpenting menjadi konsent bersama bagaiaman mengantisipasi proses marginalisasi penduduk pribumi agar tak lagi terulang seperti kasus marginalisasi Kabupaten Merauke menjadi urgen perhatian kita bersama kedepan.

Saya percaya ilmu pengetahuan bahwa yang abadi itu sesungguhnya perubahan, semua akan berubah seiring waktu dan dinamika perubahan.

Untuk itu kita kedepan harus semakin cerdas melakukan perubahan itu disetting oleh kita agar sesuai dengan keingan dan harapan kita.

Dunia kini semakin mengglobal, tidak ada lagi sekat-sekat primodialisme secara monoton mampu bertahan tanpa perubahan.

Dalam theori ada namanya thesis anti thesis dan sintesa. Menolak DOB adalah thesis dan menerima DOB adalah anti thesa, dan solusi mencari alternatif terbaik kemacetan adalah sintesa. Dan terus akan begitu selalu dan selamanya hukum alam (natural law).

Pada demikian itu kita diberi akal mencari solusi alternatif jalan dari dua benturan akan menemukan jalan pemecahan terbaik. Itu lah sesungguhnya essensi demokrasi.

Dalam dirinya demokrasi bermakna perubahan terus menerus dari keadaan buruk ke arah perbaikan terus menerus. Menerima DOB sesungguhnya trial and eror, mencoba dan kalau salah maka kita mencari solusi dan solusi itu kedepan dengan sendirinya akan mencipatakan lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Demikian dasar-dasar teori filsafat ilmu pengetahuan mengajari kita bahwa kita harus terus mencoba dan belajar dari salah akan menukan jalan terbaik kedepan dengan mencoba menerima DOB semacam trial and error (mencoba dan salah) kita dapat menukan solusi lebih baik untuk kelanjutan eksistensi manusia Papua dan alamnya kedepan apapun solusinya itu akan muncul sebagai jalan terbaik seiring waktu dan dinamika sosial selanjutnya bukan.

Baca juga :  Matius Aweitouw Dari Papua Untuk Indonesia

Penulis : Ismail Asso

Share to

Related News

GSNI Surabaya Gelar Acara Pelatihan Kepe...

by Feb 04 2024

Jurnalpagi.id | Surabaya Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) DPC Surabaya Pada Sabtu, (27/10/202...

Seribu Jurus Serang Anies Baswedan Setel...

by Feb 14 2023

Jakarta, jurnalpagi.id – Anies Baswedan menngantongi tiket pemilihan presiden (Pilpres) 2024, ...

Hentikan Kristenisasi Dalam Birokrasi DO...

by Feb 12 2023

Papua – Didalam sistem birokrasi Daerah Propinsi Baru (DOB) Propinsi Papua Pegunungan tidak bo...

Besarnya Parpol karena Orang orang Lapan...

by Jul 20 2022

Penulis : Anugrah PrasetyoSatu Jari Indonesia Kesuksesan “blusukan” kader Partai politik ke temp...

DARI RAKYAT (BUKAN) UNTUK RAKYAT

by Jul 13 2022

Penulis : Anugrah PrasetyoAktifis Sosial Kota Surabaya Perpolitikan di daerah ketika kita menjumpai ...

Pemimpin Tidak Harus Menjadi Pimpinan

by Jul 12 2022

Penulis : Anugrah PrasetyoAktifis Sosial Kota Surabaya Jiwa pemimpin merupakan salah satu aspek pent...

No comments yet.

Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
back to top