TERKINI

Satu Kata Terkait Pembinaan Kepsek SMP Yaitu “Penggiringan”, Wakil Rakyat : Terlalu Berlebihan

Apr 20 2022407 Dilihat

CIANJUR | JurnalPagi.id – Wakil rakyat angkat bicara terkait dengan dugaan adanya penggiringan dalam kegiatan pembinaan ratusan Kepsek SMP beberapa waktu lalu.

Hal ini memunculkan kesan kuat bahwa ada politisasi dalam momen yang semestinya untuk memajukan dunia pendidikan.

Upaya “memerahkan” para guru tersebut dengan dominasi pemakaian kerudung dan sorban merah. Bahkan Plt. Kadisdikpora juga tampil di depan dengan mengenakan sorban merah.

“Saya hadir di undang dalam acara itu yang menggagas MKKS SMP, jadi kebetulan saja waktu itu saya lagi mengenakan sorban merah karena itu didapat dari mekkah, ” kilah Plt. Kadisdikpora Cianjur, Akib Ibrahim selepas acara rapat di Gedung DPRD Cianjur.

Akib membantah tudingan politisasi dalam acara tersebut. Pihaknya mempersilahkan awak media untuk menanyakan langsung ke panitia yakni MKKS SMP.

“Saya disitu mengisi acara dengan memberikan motivasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tapi untuk acara tersebut maka silahkan tanyakan ke panitia saja, ” dalihnya sembari bergegas diapit ajudannya.

Terhadap fenomena tersebut wakil rakyat Ujang Arba Sofyan bersuara dengan mengatakan adanya dugaan politisasi. Padahal ASN itu tidak menggunakan identitas tertentu apalagi mencerminkan simbol politik.

“Satu kata untuk itu penggiringan karena di wilayah lain juga tidak ada seperti itu. Semisal di Bali, Jateng atau Banten tidak ada identitas politik semacam itu. Jadi inikan yang di politisasi dinas pendidikan. Namanya kekuasaan tergantung mata rantai politiknya, ” ujar pria yang akrab disapa UAS.

Ia juga menyayangkan fenomena kekuasaan lokal disini terlalu berlebihan. Hingga warna kantor pemerintahan juga dicat merah padahal di tingkat pusat juga tidak bertindak semacam itu.

Baca juga :  Aktivis Sosial di Surabaya Gelar Diskusi Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan

“Koalisi ini tidak bertumpu pada satu warna yang dominan apalagi itu tidak disepakati bersama untuk memerahkan. Justru kalau melihat fakta integritas itu Bupati melanggarnya. Jadi mungkin itu sedang membuat brand politik sehingga nanti dipilih publik  Jadi mungkin guru itu takut sehingga mengikutinya. Takut ada kaitan administratif dari dinas nya sendiri sebagai kepanjangan tanganan pemerintah, ” tegasnya seraya menyebut sudah konsultasi dengan pimpinan fraksinya.

(ujk)

Share to

Related News

Bulat Cup 2025 Perebutkan Piala Bergilir...

by Jun 01 2025

Pasuruan | jurnalpagi.id – Open tournamen sepak bola Bulat Cup 2025 yang diikuti puluhan tim d...

Entrepreneur Decky Berbagi Cerita Pada A...

by Mei 20 2025

Pasuruan | Jurnalpagi.id – Gebyar Road Show “Cipta Gerakan Pasuruan Membaca” (literasi...

Penerima DBHCT Terbesar, Wabup Apresiasi...

by Apr 28 2025

Pasuruan | Jurnalpagi.id – Pemerintah kabupaten Pasuruan memberi apresiasi kepada perusahaan y...

Event Bank Jatim Marathon ke 12, Antusia...

by Apr 26 2025

Pasuruan | Jurnalpagi.id – Event bergengsi tahunan Bank Jatim Bromo Marathon kembali digelar p...

Umat Muslim Welesi Merayakan Idul Fitri ...

by Apr 01 2025

Welesi | jurnalpagi.id – Dalam rangka merayakan hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah/2025   ra...

Sisa Penggunaan Anggaran Pilkada. PUSAKA...

by Mar 27 2025

Pasuruan | Jurnalpagi.id – Selain disoal oleh Komisi I DPRD kabupaten Pasuruan, sisa penggunaa...

No comments yet.

Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
back to top