Pasuruan | jurnalpagi.id – Perjuangan SDN Sumbersari II Kecamatan Beji untuk menjadi Sekolah Adiwiyata akhirnya membuahkan hasil. Meski sempat gagal, semangat SDN Sumbersari tidak pernah padam.
Akhirnya, tahun 2024 ini, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menobatkan SDN Sumbersari II sebagai sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Timur. Penghargaan ini berlaku empat tahun sejak diterbitkan.
Kepala Sekolah (kepsek) SDN Sumbersari II Kecamatan Beji Ratna Mufidah mengaku bersyukur karena sekolahnya mendapatkan amanah menjadi sekolah adiwiyata Jawa Timur.
Ia mengaku lega karena berhasil menjadikan anak – anak sebagai generasi penerus menjadi agen kebersihan. Minimal, ada pesan dari adiwiyata ini yang bisa diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa.
“Allhamdulillah, kami berhasil membentuk karakter dengan membiasakan anak – anak hidup bersih. Contoh sederhana, ketika anak – anak sekarang sudah mau membuang sampah pada tempatnya,” katanya, Jumat (13/9/2024).
Menurutnya, ini adalah sebuah pencapaian mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa yang dipersiapkan menuju Indonesia Emas. 225 siswa disini sudah bisa membedakan sampah organik dan non organik.
“Anak – anak menjadi aset penting bagi bangsa ini. Makanya, kami biasakan agar mereka membuang sampah pada tempatnya. Tidak seperti sebelumnya, sampah dibuang ke tempat sembarangan,” paparnya.
Di raihnnya Adiwiyata ini sebagai wadah untuk menyampaikan pesan moral kepada anak – anak. Dan harapannya, mereka bisa menjadi agen lingkungan untuk terus mengkampanyekan hidup bersih.
Salah satunya dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Meski tidak mudah untuk mengubah kebiasaan anak. Namun, ia meyakini, hal itu bisa dilakukan. Dia memilih pendekat ke anak dari hati ke hati, secara persuasif.
“Jadi awalnya memang berat, tidak mudah mengajak anak untuk buang sampah pada tempatnya. Tapi, kami tidak menghukum mereka bagi yang membuang sampah sembarangan,” ungkapnya.
Rosikhul Hidayah, Ketua Tim Adiwiyata mengatakan, mendidik siswa ini bukan hanya soal akademik, tapi pendidikan karakter seperti menumbuhkan sikap peduli lingkungan anak juga harus diterapkan.
“Mudah – mudahan inovasi ini akan membawa kebaikan untuk Indonesia. dan semoga anak didik kami bisa memberi manfaat untuk lingkungan dan bangsa utamanya dalam hal kebersihan,” imbuhnya.
Sugiarto, peraih Kalpataru yang juga ikut mendampingi
sekolah ini menyebut, sekolah berbasis lingkungan hidup merupakan pendidikan lingkungan hidup yang sangat efektif di era modern seperti ini.
“Sekolah berbasis lingkungan bisa menanamkan segala aspek perilaku terhadap lingkungan hidup bagi warga sekolah dan sekitarnya. Ini sangat baik untuk membentuk karakter anak muda sekarang,” tuturnya.
Menurut Sugiarto, semua komponen pemerintah daerah harus hadir untuk program adiwiyata ini. Selama ini, belum ada sinkronisasi baik untuk program Adiwiyata baik itu support anggaran atau lainnya.
“Karena ini sekolah naungan Pemkab Pasuruan, maka saya berharap ke depan bisa mensupport maksimal untuk program adiwiyata. Termasuk memberikan apresiasi kepada sekolah yang berhasil meraih adiwiyata,” urainya
“Sesungguhnya lingkungan hidup itu merupakan gerakan moral bagi kita semua. Apalagi, bagi sekolah yang sudah bekerja keras dengan anggaran sendiri, tanpa ada dana pembinaan,” tutupnya(wan/adi)
No comments yet.